Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

"JET DARAT ORANGE" BUS SUGENG RAHAYU PATAS

Bus Sugeng Rahayu Cepat berhenti di RM Utama Caruban

Lagi lagi sesampai di Terminal Tirtonadi Solo yang saya jumpai bus ini, namun sekelebat ternyata di seberang ada juga bis favorit saya yakni BUS EKA CEPAT, saya coba tengok sekilas sebenarnya terlihat masih banyak kursi yang kosong. Ah daripada menunggu ngetem yang terlalu lama, akhirnya saya memilih naik bus SUGENG RAHAYU PATAS karena bus EKA akan ngetem dulu setelah bus yang satu ini berangkat. Paling tidak saya bisa save time 45 menit, belum lagi malam ini malam Takbiran Idul Adha 2015, ntar keburu macet di jalan.

Saya lebih memilih naik bis kelas PATAS jika melakukan perjalanan dari Jogjakarta atau Solo menuju Surabaya dengan pertimbangan kenyamanan dan kecepatan. Karena jika memakai bus kelas ekonomi AC baik itu bus Sugeng Rahayu, Sumber Selamat dan bus MIRA akan lebih banyak waktu terbuang karena NGETEM terlebih dahulu di beberapa terminal yang dilewati dan tentu saja faktor kenyamanan selama perjalanan. Sama seperti kompetitornya bus EKA harga tiket bus ini dari Solo ke Surabaya ini pada sekitar akhir tahun 2015 adalah 85 ribu rupiah sudah termasuk kupon makan.

Setelah masuk bus, ternyata kursi kosong masih sangat banyak, kupilih saja kursi sebelah kanan yang jadi favoritku, entah mengapa saya senang memilih kursi sebelah kanan daripada kiri SUGESTI saja mungkin. Biasa sebelum itu ritual jeprat jepret dulu.
Toilet bus Sugeng Rahayu Patas
Aksesoris dalam Sugeng Rahayu Patas
Head rest cover, selalu bersih dan tidak bau hehehe

Sengaja tas saya parkir di kursi samping dan muka serem dipasang agar penumpang baru ogah duduk disamping saya hehehe. Eeeee rupanya besok adalah hari libur ketenangan saya agak terusik, satu persatu penumpang baru masuk, hingga saat di depan kampus UNS naiklah serombongan mahasiswa yang mau "Pulkam" dan seorang cowok akhirnya duduk di sebelah saya. Setelah cap cis cus sampai di Sragen, akhirnya saya ketiduran. Dan perjalanan berlanjut ke arah Ngawi.

Ada kejadian menarik selama perjalanan, waktu rombongan mahasiswa UNS (Universitas Negeri Surakarta) naik sebenarnya kursi tidak mencukupi hingga ada beberapa orang yang duduk di dashboard depan dan kursi kondektur, serta satu orang cewek saya lihat duduk di tangga turun belakang bus. Ini sebenarnya tidak dibenarkan secara aturan, namun kondektur punya perhitungan sendiri karena, ada beberapa orang yang akan turun di Sragen, jadi kursi akan kosong dan diisi penumpang yang tidak kebagian kursi.

Fasilitas bus Sugeng Rahayu Patas, sumber foto pribadi

Teknik menyetir sopir SR kali ini cukup enak menurut saya, lumayan kencang dibanding 3 perjalanan saya terakhir menggunakan bus ini. Ketika masuk daerah Maospati biasa lah mau setor ke toilet, saya coba buka pintu ternyata terkunci, ah ada orang mungkin, selang tak lama ada penumpang lain yang terpaksa kembali duduk karena mendapati toilet masih digunakan, akhirnya ada penumpang lain yang ke toilet dan kebetulan kondektur juga ke arah belakang, ahh rupanya toilet dikunci dari luar oleh kondektur. Entut Pak Pak, toilet koq dikunci.





Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda