Mainan Tradisional |
Gempuran kemajuan teknologi sekarang tidak lagi mengenal batasan sekarang. Mulai dari anak anak orang dewasa, dari kota hingga ke pelosok desa. Gadget jaman sekarang seperti TAB, ponsel canggih bukan hanya dipegang orang berduit saja, anak anak kecil di pelosok kampung pun sekarang telah mahir memainkannya.
Saya teringat sekitar tahun 80an, di masa itu dalam satu lingkungan tetangga hanya satu atau dua orang saja yang mempunyai TV atau televisi, kulkas atau lemari es dan peralatan elektronik yang lain. Teman bermain kita jika anak orang kaya mungkin memiliki game boy atau game watch dan nintendo. Sedangkan yang dari keluarga biasa biasa saja hanya bisa bengong menunggu giliran dipinjami atau mungkin menyewa mainan tersebut saat di sekolah. Karena waktu SD dulu mainan mainan tersebut disewakan seharga 25 rupiah setiap lima menit bermainnya.
Itulah yang menyebabkan generasi saat itu masih memilih untuk bermain dengan permainan tradisional dengan teman teman sekolah atau tetangganya. Main layang layang, gundu atau kelereng, press atau mainan plastik berbentuk kerbau tipis, mencari ikan di empang lebih menarik daripada menghabiskan uang jajan untuk bermain game watch.
Namun itu dulu, saat itu lahan untuk tempat bermain masih banyak. Jalanan masih belum di aspal sehingga cocok untuk bermain kelereng, jaringan kabel listrik belum banyak bergelantungan sehingga enak untuk bermain layang layang dan masih banyak empang empang kosong yang berisi banyak ikan betok dan gabus untuk dipancing.
Sekarang semua telah berubah, jalanan kampung sudah beraspal mulus, listrik listrik rata sudah menerangi kampung dan pelosok, empang kosong sudah diurug menjadi pabrik. Hilang sudah tempat bermain anak anak, mata dan pikiran mereka sekarang berubah tertuju ke apa yang namanya Youtube, Facebook atau permainan permainan yang menarik mata di telepon genggam mereka. Tidak ada sosialisasi lagi dengan teman permainan, mungkin saja mereka bermain bersama namun semuanya sama sama memegang telepon di tangan. Tidak ada daya dan pikiran kreatif bagaimana cara memenangkan permainan secara sportif seperti dalam permainan kelereng, layang layang, atau mencoba belajar berenang saat mandi dan mencari ikan di empang.
Teknologi tak bisa disalahkan dalam hal ini, kebijaksanaan kita selaku orang tua dibutuhkan dalam mengontrol perilaku bermain anak kita.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih