Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

SEJENAK "NGADEM" DI MASJID CHENG HO PANDAAN

Masjid Cheng Ho Pandaan

Saya baru ngeh... kalau ada masjid Cheng Ho lain selain yang ada di Surabaya. Entah latah dalam segi penamaan atau memang namanya sengaja dibuat sama karena memiliki arsitektur masjid yang hampir sama saya kurang tahu pasti.

Masjid dengan arsitektur khas bangunan Tirai Bambu ini terletak di Jl. Raya Kasri No.18, Petungasri, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur 67156. Dekat dengan lokasi kuliner Bakpao Telo dan Kepiting Cak Gundul Pandaan.

Anda bisa melihatnya dengan jelas di sisi kiri jalan jika melintas dari arah Malang atau Tretes ke arah Surabaya jika lewat jalan arteri Pandaan dan bukan lewat jalan tol Surabaya-Pandaan. Masjid dengan warna dominan merah ini memiliki total luas beserta halaman yang lumayan karena terintegrasi dengan halaman parkir yang sanggup menampung ratusan mobil, sentra kuliner dan pusat oleh-oleh serta GOR bulutangkis.



Masjid Muhammad Cheng Ho ini diresmikan pada 27 Juni 2008 oleh bupati Pasuruan terdahulu yakni Jusbakir Aldjufri. Mengadopsi arsitektur negeri Tirai Bambu perkembangan masjid ini menjadi tujuan wisata baru tergaungkan setelah kepemimpinan bupati yang sekarang yakni Irsyad Yusuf adik kandung wagub Jatim Syaifullah Yusuf.

Jika ditelisik lebih ke dalam, saat kemarin saya kesana, sebenarnya tidak ada yang istimewa dari masjid itu sendiri. Bangunannya terdiri atas dua lantai, dimana bangunan dibagi atas dua sisi yakni tempat sholat wanita dan laki-laki.
Tak ada sesuatu yang unik menurut saya didalamnya hanya arsitektur bergaya Tionghoa yang cenderung pas-pasan dan seadanya.

Bahkan hal yang unik menurut saya adalah di setiap sisi tembok dan kaca terdapat tempelan kertas peringatan terhadap pengunjung agar berhati-hati terhadap barang bawaannya. Karena disinyalir banyak oknum-oknum tak bertanggungjawab yang "NYARU" sebagai pengunjung dan bahkan sholat didalam Masjid namun memiliki tujuan buruk yakni mengambil barang orang lain.

Lucu dan miris menurut saya, kenapa di tempat ibadah banyak orang yang bertindak tidak baik, yang kedua masak iya petugas tak bisa menertibkan dan membuat tempat wisata menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi pengunjungnya.


Pusat Oleh-oleh masjid Cheng Ho

Yang menarik di tempat ini menurut saya justru adanya area parkir yang luas dan sentra kuliner serta oleh oleh. Ide ini sangat brilian, karena lokasi masjid ini yang strategis yakni menjadi perlintasan dari arah Malang, Tretes ke Surabaya jika tidak melalui jalan tol.

Dengan area parkir yang luas tentu saja bisa dijadikan rest area yang memadai bagi pengunjung atau wisatawan yang telah menghabiskan waktu liburannya di Malang dan sekitarnya. Dan pusat oleh-oleh tempat dimana wisatawan bisa membeli oleh-oleh untuk buah tangan orang di rumah yang berupa makanan khas seperti getuk pisang, tape, ubi manis, jeruk, tape singkong, dan aneka pernak pernik souvenir berupa kaos bergambar masjid Cheng Ho.

Beberapa masukan untuk pengelola yakni tolong disediakan tempat sampah yang lebih banyak karena saya melihat banyak pengunjung membuang sampah sembarangan di area parkir, perlu adanya tur guide yang bisa menjelaskan secara rinci detail wisata ini, untuk sentra kuliner wajibkan pedagang makanan memasang harga makanan agar pengunjung tidak kecewa dengan harga yang dipatok penjual, tidak adanya tiket parkir resmi kendaraan dari pengelola.

Area parkir masjid Cheng Ho

Juru parkir yang saya lihat hanya bertugas mengarahkan saja, namun ketika mobil keluar hanya menarik uang parkir saja tanpa memberi bukti tiket parkir, saya tidak berpikiran buruk tentang kemana larinya uang hasil parkir tersebut. Namun alangkah baiknya jika uang tersebut masuk ke kas APBD untuk tambahan pembangunan daerah.

Melihat tempatnya yang cukup luas seharusnya pengelola bisa mengadakan berbagai macam kegiatan yang tentunya berkaitan dengan tema keagamaan didalamnya. Dan yang terakhir adalah promosi ke medsos dan media lainnya agar pengunjung bertambah.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more