Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

9 Jam Digoyang Bus Sugeng Rahayu Patas Semarangan (bagian 2)

Bus Sugeng Rahayu Patas Semarangan berhenti di RM Utama Caruban


Tak lebih dari sejam kemudian, bus pun merapat di terminal Tirtonadi Solo. Sopir beserta kondektur segera turun untuk beristirahat sejenak. Biasanya bus akan berhenti kurang lebih 15 menit sebelum melanjutkan perjalanan. Namun malam itu, hanya beberapa saat bus berhenti, sang sopir segera naik kembali ke dalam bus dan menempati dapur pacu kendaraan.

Bus segera melaju cepat dan tak berapa lama kemudian sudah sampai di flyover Palur. Mesin Hino menderu pelan saat sopir menekan pedal gas. Saya pikir ini adalah bus yang relatif baru mengingat halusnya suara mesin walaupun sebenarnya seperti kita tahu posisi mesin ada di belakang. Kaki-kaki dan suspensi bus masih empuk dan tidak mengeluarkan bunyi kriet-kriet.

Bus melaju cukup kencang di jalanan Kebak Kramat arah Sragen, kombinasi kerja yang bagus antara kondektur dan kernet. Sesekali kondektur berkata, "Awas Kres (Crash)" bertemu dengan kendaraan di arah berlawanan saat hendak menyalip kendaraan di depan. Atau sesekali mengatakan “Loss” saat ada mobil kecil atau sepeda motor yang berada di pinggir jalan.

Saya terlena atau mungkin kecapekan di perjalanan dengan buaian lagu-lagu dangdut koplo dari CD player didalam bus membawa saya kedalam mimpi. Sesekali terjaga, rupanya bus sudah melewati Mantingan tempat dimana Ponpes Gontor Putri berada. Tak lama kemudian bus melintas di RM Duta Ngawi. Dan kemudian bus masuk ke terminal baru Ngawi.

Terminal yang lumayan bagus dan besar di Ngawi tersebut terlihat sepi, maklum sudah tengah malam. Bus hanya sekedar mampir untuk di catat nomer kendaraan oleh petugas Dishub Ngawi. Bus kemudian keluar dan berbelok ke kanan ke arah kota Ngawi menuju Karangjati.

Jalanan di pusat kota Ngawi sudah sepi, lampu lalu lintas pun terlihat sudah menyala orange saja. Bus dengan kencang melahap jalanan kota Ngawi dan berbelok ke kiri ke arah Karangjati, dan akhirnya saya terlelap lagi dalam mimpi.

Saya kembali terjaga saat lampu dalam bus menyala, ah bus sudah sampai di RM Utama Caruban rupanya. Kondektur segera memerintahkan semua penumpang untuk turun. Saya yang tidak mengambil kupon makan segera menuju kantin depan untuk membeli mie cup hanya sekedar mengganjal perut dari kelaparan.

Berhenti selama 15 menit, bus pun kembali melaju membelah jalanan kota Caruban menuju Nganjuk. Saya yang duduk di kursi nomer dua setelah sopir tak lepas mendengar percakapan awak bus. Mereka asyik mengobrol namun entah apa yang diobrolkan saya kurang tahu pasti. 

Memasuki wilayah Saradan Madiun, bus pun tak segan melahap jalur lurus dan meng overtake beberapa bus di depan. Jalur puti lurus di tengah jalan seakan tak berarti, saya sebagai bus mania senang-senang saja akan hal itu karena bus akan cepat sampai tujuan hahhahaa.
Dapur pacu Sugeng Rahayu Patas

Saya kembali larut dalam buaian malam, AC bus Sugeng Rahayu Patas yang kali ini saya naiki tidak dingin ekstrim seperti SR lainnya yang biasanya terasa dingin menembus tulang belulang. Saya tertidur cukup lama hingga terjaga saat bus memasuki jalanan Perak, Jombang. Rupanya bus tidak masuk Tol Kertosono, karena jalanan malam itu relatif lancar. [Penumpang Aneh di Bus Malam]

Tidak seperti biasanya, saat bus-bus yang pernah saya naiki baik itu EKA maupun SR Patas memasuki wilayah Jombang biasanya bus mulai pelan karena kondisi sopir yang mulai kelelahan. Namun malam ini sopir sepertinya dalam kondisi prima, bus terus melaju dengan kencang begitu juga si kondektur yang dengan setia menjadi navigator sopir.

Dengan gocekan bus yang lihai dan handal saya tak perlu lama-lama terjaga seperti biasanya karena mendapati sopir mulai limbung membawa kendaraan besar tersebut. Tertidur lagi, hingga akhirnya saya terjaga ketika bus memasuki wilayah Trowulan, Mojokerto. Dari tempat tersebut, saya akhirnya menghentikan tidur panjang, karena beberapa saat lagi bus akan membawa saya ke tempat tujuan saya yaitu Bypass Krian.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda