Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

SKILL SOPIR SUGENG RAHAYU SEMARANGAN TAK KALAH DENGAN LEWIS HAMILTON :-)

Bus Sugeng Rahayu Semarangan
Entah nasib apa yang membuat saya agak “SIAL” petang hari itu. Jam setengah enam sore saya sudah di seberang RSI Sultan Agung menunggu bus EKA Semarang-Surabaya yang menurut jadwal biasanya berangkat jam 6 kurang 5 menit. Namun jam 6 lebih beberapa menit bus tersebut tak kunjung lewat.

Mata saya pun tak lepas memandang arus lalu lintas dari dan ke arah terminal, tak nampak pula bus Sugeng Rahayu Patas berwarna orange yang masuk ke arah terminal. Saya segera menghubungi teman yang hendak pulang ke Sragen malam hari itu. Saya bilang bahwa bus EKA sedang “PERPAL” alias tidak jalan dan kemungkinan besar bus SR Patas juga. [Nasib Penumpang Bus Semarang-Solo saat Terminal Terboyo Ditutup]

Tak lama teman tersebut akhirnya sampai juga ke tempat saya menunggu bus tepat di pinggir Kali atau sungai depan rumah sakit. Hingga jam 7 malam bus Patas jurusan Semarang-Surabaya itupun tak muncul. Namun beberapa menit kemudian dari arah seberang nampak bus dengan livery bergambar lumba-lumba berwarna biru mengarah ke terminal.

Ah, mudah-mudahan saja bus itu tidak perpal karena sepi penumpang. Namun teman saya masih berharap ada bus Patas yang ke arah Solo malam itu, karena bus macam Safari dan Taruna sudah tak terlihat lagi setelah setengah tujuh malam hari itu. 

Sepuluh menit kemudian bus Sugeng Rahayu Ekonomi AC jurusan Surabaya itu kembali dari terminal dan meluncur di depan kita. Tanpa pikir panjang kita berdua lari menghampiri  dan nampak beberapa orang di sekitar juga hendak menaiki bus terserbut.

Tiket bus Sugeng Rahayu Ekonomi AC
Rupanya bus tersebut sudah hampir penuh dengan penumpang didalamnya. Hanya tersisa beberapa kursi di bagian belakang. Bangku bus dengan konfigurasi tempat duduk 3 kanan dan 2 kiri hanya menyisakan tempat duduk 3 penumpang saja. Dalam kondisi seperti itu sebenarnya kita lebih memilih bangku dengan dua tempat duduk karena akan lebih nyaman tidak terlalu berdesakan. 

Bus segera mosak masik melaju memasuki tol Tembalang-Srondol, bertemu dengan kepadatan di pintu atau gate pembayaran pertama. Bus akhirnya sampai di Sukun beberapa menit kemudian. Rupanya penumpang banyak yang turun di terminal bayangan tersebut, ada dua bangku yang kosong di belakang, segera teman saya beringsut menempati tempat duduk baru tersebut.

Dan benar saja, tak berapa lama bus pun penuh sesak dengan penumpang. Ongkos bus SR dari Semarang ke Solo 18 ribu rupiah tak berbeda jauh dengan bus PATAS atau Cepat Surabaya Semarangan yang hanya 25 ribu saja plus sebotol air mineral.

Tak sampai dua menit bus SR ngetem di Sukun, untuk kemudian melaju kencang di jalanan naik turun Semarang-Ungaran-Bawen. Hampir semua bus kelas ekonomi memiliki 3 kru, sopir, kondektur dan kenek. Gocekan bus SR memang khas, kencang namun terukur. Penumpang termasuk saya digoyang habis-habisan sepanjang jalan Semarang-Solo. 

Sesekali saja sopir bus menginjak pedal rem, andaikata terinjak pun tidak membuat penumpang kaget. BRAVO, skill mengemudi dari driver bus Sumber Group yang tidak akan terlupakan dan membuat ketagihan setiap penumpang dan SK Lovers.

Kedua tangan saya tak lupa berpegangan pada kursi di depan, mata ngantuk harus sedikit merelakan terusik agar saya tidak sampai jatuh karena goyangan bus. Lalu lintas malam itu terhitung lancar dan tanpa hambatan. Sempat terbuai selama satu jam, saya terbangun dan melihat sekeliling. Ah ternyata sudah sampai terminal Boyolali. Jam baru menunjukkan setengah 9 malam kurang.

Bus Sugeng Rahayu Semarangan berhenti di terminal Tirtonadi
Waduh gila, Semarang-Boyolali cuman 2 jam kurang. Bus melaju kencang jalanan Boyolali-Solo, dan akhirnya banyak penumpang turun di Kartosuro. Menjelang Kerten beberapa orang penumpang turun, dan akhirnya sampai di tempat bernama “KIJING” di seberang terminal Tirtonadi. Saya meilhat jam di HP saya, bukan main baru jam 9 lewat beberapa menit saja. Kira-kira 2.5 jam saja perjalanan semarang-Solo.

Sekedar informasi saja jika biasanya menggunakan bus EKA dan SR cepat waktu tempuh normal adalah tiga jam perjalanan saat jam normal. Namun perjalanan saya kali ini setengah jam lebih cepat. Andai kita komparasi saja dengan kecepatan 60 km/jam, maka bus SR Ekonomi AC ini berada 30 km di depan bus-bus Patas. 

Saya berani taruhan SKILL driver-driver atau sopir bus Sumber Selamat atau Sugeng Rahayu tak kalah moncer dengan Lewis Hamilton atau Nico Rossberg hahhahaah. 

Jempol dua untuk sopir sopir bus malam Jawa Timuran, salut Mas Bro, injak gas penuh dan waspada rem ...…….. dan OJO NGEBLONG KANAN.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda