Jalan Malioboro Jogjakarta, sumber Wikipedia |
SEMALAM DI MALIOBORO
Hampir 10 tahun sudah saya tidak berkunjung ke Jogjakarta baik untuk urusan pekerjaan maupun liburan. Wajah kota ini banyak berubah, hotel hotel banyak berdiri di sepanjang dan sudut jalan serta di gang gang kecil sekalipun. Begitu juga restoran, outlet outlet banyak berdiri di sepanjang jalanan kota. Hampir sama seperti Bali, kota Jogjakarta merupakan tujuan utama wisatawan lokal dan mancanegara.
Malam ini dari kota Bantul saya menginap semalam di Malioboro, perjalanan menuju hotel tidaklah mudah, untung saja gerimis meredakan keramaian lalu lintas. Hotel yang saya tuju bukan hotel kebanyakan atau terkenal. Saya sempat kesulitan mencarinya, ku nyalakan GPS di HP untuk mencarinya namun tetap saja pak Sopir juga kesulitan mencari lokasinya.
Setelah bersih bersih diri kusempatkan mencari makan malam di sekitar Malioboro, kondisi di luar gerimis saya malas untuk keluar terlalu jauh. Kudapatkan warung ayam dan bebek penyet di ujung gang. Segera kupesan bebek dada penyet dan segelas jeruk hangat. Sekarang di Jogjakarta setiap warung makan emperan sekalipun wajib menempelkan daftar harga dari menu yang ijual. Ini untuk menghindari wisatawan tertipu dengan harga yang tidak sesuai dengan menu makanan yang dijual. Himbauan atau kebijakan dari pemerintah kota yang sangat bermanfaat dan melindungi wisatawan.
Perut yang telah terisi kenyang membuat saya mengantuk dan memutuskan segera kembali ke hotel untuk beristirahat tanpa sempat lagi menikmati keramaian jalanan Malioboro di malam hari. Maklum besok saya harus melanjutkan perjalanan 3 hari yang melelahkan ke pulau Bali. Baca artikel tambahan saya mengenai GOJEK di Jogjakarta....
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih