Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

BISAKAH MEMESAN TAXI ONLINE "UBER, GRAB DAN GO-CAR" DI BANDARA JUANDA

Terminal 1, Bandara Juanda

Keberadaan layanan ojek dan taxi online yang kian marak di berbagai kota di Indonesia memang menimbulkan polemik. Di satu sisi masyarakat diuntungkan dengan layanan transportasi murah, cepat dan nyaman. Namun disisi lain banyak pihak yang merasa terusik karena layanan aplikasi berbasis online dianggap "mengusik" pendapatan atau income mereka selama ini.

Seperti halnya di bandara lain di Indonesia, bandara Juanda juga menerapkan layanan "monopoli" untuk transportasi ke tujuan lain di luar bandara. Satu-satunya layanan transportasi publik yang ada adalah bus DAMRI dengan tujuan terminal Bungurasih, Pelabuhan Tanjung Perak dan Gresik.

Taxi resmi di bandara Juanda mematok harga yang lebih tinggi daripada taxi argo meter, tarif taxi yang dikenakan kepada penumpang berdasarkan pembagian lokasi atau "zonasi".

Dengan adanya layanan taxi atau ojek online yang masuk ke kota Surabaya, beberapa calon penumpang dari beberapa sumber di internet berusaha untuk mendapatkan layanan ini dengan memesan langsung lewat aplikasi. Baik itu UBER, Go-CAR maupun GRAB. Di saat awal beroperasi mungkin para driver taxi online ini masih bisa mengambil orderan di area bandara Juanda.

Namun seiring waktu, pihak manajemen transportasi online tersebut memberlakukan zona merah untuk kawasan bandara bagi para drivernya. Hal ini untuk mencegah "gesekan" dengan pihak pengelola bandara. 


Terminal 1, Bandara Juanda

Secara teori memang masih bisa memesan taxi-taxi online di bandara, karena kalau anda iseng membuka aplikasinya di HP akan tampak sebaran pengemudi yang nampak di layar. Namun, jika anda melakukan pemesanan tidak akan semudah membalik telapak tangan "Orderan" anda akan di pick up oleh pengemudi.

Resiko besar akan dihadapi pengemudi atau driver taxi online jika berani mengambil penumpang di bandara. Kejadian di bandara Adi Sucipto menjadi salah satu preseden buruk yang terjadi. Konon kabarnya, jika ada taxi online yang tertangkap basah mengambil penumpang di bandara Juanda, maka sebagai hukuman adalah mobilnya disuruh berputar-putar keliling bandara hingga bahan bakarnya habis. 

Tak mudah juga bagi penumpang memesan taxi online di bandara karena, saat anda membuka layar HP anda akan ada berpuluh pasang mata yang mengawasi anda. Bisa jadi yang mengawasi anda adalah petugas keamanan bandara, para sopir resmi bandara, atau pihak lainnya.

Saran saya berhati-hati saja jika anda mencoba memesan ojek atau taxi online di bandara Juanda. Resiko terbesar memang tidak di pihak anda, namun di pengemudi. Lebih baik gunakan moda transportasi resmi bandara, atau mengandalkan jemputan teman dan keluarga.

Comments

  1. Bisa sih diakalin. Driver suruh masuk dulu ke bandara, parkir. Trus customer datang ke parkiran.

    Cuma taxi online sudah keburu keder duluan kalau dapat order dr bandara, takut2 itu order palsu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener tuh Gan, tp resikonya berat kalau ketahuan petugas.

      Delete
  2. Iya bener banget cara ngakalinnya minta driver untuk parkir dulu di parkiran seperti mobil lainnya. Dan kita order dari dalam toilet bandara, setelah selesai kongkalingkongnya baru deh kita cari itu mobilnya

    ReplyDelete
  3. numpang tanya bapak, ibu
    stasiun Wonokromo masuk zona berapa

    ReplyDelete

Post a Comment

Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda