Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

NGADEM SEJENAK DI MASJID KUBAH EMAS "DIAN AL-MAHRI" KOTA DEPOK

Masjid Kubah Emas "Dian Al-Mahri" Depok
Minggu terakhir di Jakarta saya ditawari teman satu kost untuk jalan jalan ke tempat di Jakarta yang belum saya kunjungi. Kebetulan teman kost adalah driver ojek Online yang tentunya tahu sekali jalanan di Jakarta dan sekitarnya. Dia menawarkan untuk mengantar ke Masjid Kubah Emas di Depok, saya hanya menjawab balik, "situ emang sudah tahu jalannya". Dia berkata, tahu banget karena sewaktu masih bekerja sebagai sopir di pabrik roti sering ke arah Depok. 

Jam menunjukkan pukul dua siang, kebetulan cuaca di Jakarta hari itu mendung jadi kena buat jalan jalan dengan sepeda motor. Tanpa pikir panjang kita melaju dari daerah Slipi menuju Depok. Melewati stasiun Palmerah kemudian Kebayoran Pondok Indah, terus ke arah Lebak Bulus jalanan masih relatif lancar maklum hari Minggu. Namun begitu memasuki daerah perbatasan Depok yang kebetulan adalah daerah perumahan jalanan mulai macet di dua sisi. Jalanan sempit ditambah lalu lintas yang ramai membuat laju kendaraan terutama mobil tersendat, untung saja naik motor jadi bisa goyang kiri goyang kanan. 

Saya sendiri hanya bisa membayangkan bagaimana kondisi lalu lintas jika pada saat hari dan jam jam kerja. Selama ini dari berita yang saya dengar baik di televisi maupun radio dan media lainnya bahwa kemacetan di Kota Depok parah, ternyata benar adanya. Jalanan dengan hanya dua sisi tidak bisa menampung volume kendaraan yang demikian besar.

Taman di masjid Kubah Emas
Rupanya teman saya tidak tahu lokasi sebenarnya dari Masjid Kubah Emas tersebut, saya menoleh ke kanan dan kiri ternyata kita sudah memasuki daerah Limo Depok. Akhirnya teman memutuskan untuk berhenti sejenak dan bertanya kepada orang setempat letak masjid tersebut. Setelah bertanya rupanya lokasi tidak terlalu jauh dan masjid terletak di sebelah kiri jalan. Kurang dari 7 menit perjalanan atau sekitar 4 km kemudian tampaklah Masjid besar dengan warna kubahnya yang mencolok yakni warna emas.  

Konon warna emas kubah masjid tersebut memang adalah lapisan emas asli dengan tebal 3-5 mm. Masjid yang menurut beberapa sumber ini dibangun oleh Hj Dian Al Mahri, dimana profil beliau sangat sulit untuk ditelusuri. Ada yang menjelaskan bahwa masjid ini dibangun atas biaya sendiri, adapula yang mengatakan bahwa masjid ini didanai dari salah satu pemerintah negara di Timur Tengah.
Pintu Gerbang masuk masjid Kubah Emas Depok
Gapura depan masjid bertema gapura biasa dengan warna cat abu abu dan kelihatan mulai luntur. Parkir motor terletak di sebelah kanan pintu masuk, tiket parkir untuk motor adalah 3 ribu rupiah saja. Nampak pedagang asongan menjajakan barang dagangan berupa cinderamata berupa tasbih, gantungan kunci, dll. Serta penjual minuman dingin, mereka hanya berjualan di depan pintu masuk saja dan dilarang berjualan didalamnya. 

Di sisi sebelah kanan dan kiri masjid adalah taman bunga yang luas, sekilas saya lihat tanaman euphorbia dan kamboja Jepang dalam pot. Sedang di sisi kanan dekat masjid saya kira adalah kebun pohon mangga.

Untuk parkir mobil pengunjung saya kurang tahu posisi pastinya, kelihatannya di belakang sebelah kanan masjid. Saat itu saya lihat beberapa bus pariwisata dengan plat nomer A dan E yang sedang melintas masuk dan keluar masjid, serta kopaja dari Jakarta. Pintu masuk untuk masuk masjid bagi jamaah pria dan wanita dibedakan, untuk wanita letaknya sebelah timur atau setelah pintu masuk pria. Sedangkan toilet dan tempat wudhu berlokasi di bawah bangunan utama. 


Area berwudhu masjid Kubah Emas
Begitu masuk tempat wudhu, ternyata lantai nya terbuat dari marmer bukan keramik biasa, istimewa. Naik lagi dan masuk ke bangunan utama masjid, pintu terbuat dari kayu jati tua polos dan tak nampak ukir ukiran di pintu tersebut. Karpet hijau menghiasi lantai nampaknya juga karpet import, diatas atau tepatnya lubang kubah terdapat lukisan awan awan yang kini lagi trend di masjid besar lainnya. 

Konon warna awan akan berubah mengikuti kondisi cuaca di luar. Saya kurang memperhatikan berapa banyak pilar penyangga masjid. Namun nampaknya pilar pilar tersebut terbuat atau dilapisi marmer import. Menurut sumber yang saya baca masjid bagian dalam mampu menampung jamaah hingga 10 ribu orang, sedangkan total jamaah yang bisa tertampung di sekitar area masjid adalah 20 ribu orang.


Suasana di dalam masjid Kubah Emas Depok
Beberapa jamaah nampak khusyu sholat atau wiridan, sedangkan ada beberapa jamaah yang nampak tidur tiduran dan ada. Juga yang berbincang bincang. Saya sendiri selepas sholat ashar berjamaah menyempatkan mengambil foto foto kondisi didalam masjid, namun tidak bisa leluasa karena takut mengganggu jamaah lainnya.



Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari masjid ini kecuali beberapa bahan bangunannya serta warna mencolok kubah kubahnya. Tempatnya yang dikelilingi taman taman bunga dan buah yang luas menjadikannya berbeda dan berkesan sejuk dan nyaman. 

Saran saya bagi yang ingin mengunjungi masjid ini lebih baik di hari hari libur saja mengingat lokasi yang identik dengan kemacetan. Datanglah pagi pagi atau sore sekalian agar terhindar dari kemacetan kota Depok yang parah. Siapkan gadget fotografi anda karena "view" tempat ini cocok untuk berfoto foto ria.

Comments

Post a Comment

Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more