Saya sudah beberapa kali naik pesawat yang menggunakan baling baling atau turbo propeller istilah kerennya. Tapi baru berkesempatan naik pesawat jenis ini lagi minggu kemarin. Pesawat ini biasa digunakan pada penerbangan jarak pendek karena alasan hemat bahan bakar dan efisiensi, karena jumlah penumpang pesawat yang sedikit dan juga cocok untuk mendarat di lapangan udara kecil dan pendek running way nya.
Tujuan saya kali ini adalah dari bandara Juanda di Sidoarjo (SUB) ke bandara Adisumarmo di Boyolali (SOC). Jadwal penerbangan adalah jam 6 pagi dari Juanda dan waktu penerbangan kurang lebih 50 menit saja. Saya mungkin penumpang yang beruntung karena flight saya pagi sekali, saya lihat di pintu masuk bandara Juanda terminal 1B, penumpang mulai masuk ke area check in namun ketika saya lihat di papan elektronik banyak jadwal penerbangan yang delay oleh maskapai yang satu ini.
Jam 5 pagi lebih sedikit saya sudah check in di counter dan saya masuk ke gate boarding. Jam setengah 6 saya mulai gelisah karena tidak ada panggilan penumpang untuk masuk pesawat. Namun kegelisahan saya bubar tatkala counter service meminta penumpang pesawat tujuan Solo untuk segera naik. Juta terlebih dahulu naik bus untuk menuju apron pesawat ATR tersebut, ternyata pesawat parkir dekat dengan area parkir helikopter dan pesawat jenis kecil lainnya. Penumpang saya lihat hanya di.kisaran 20 orang saja, konfigurasi duduk pesawat ATR72 500 ini adalah 2/2 kanan kiri. Saya sendiri duduk di kursi 6C, nomer kursi B dan D sengaja dilewati entah apa maksudnya. Sebelah saya rupanya sudah terisi orang dan ternyata posisi kami tepat sebelah lokasi baling baling pesawat.
Sejurus kemudian senyum manis pramugari berkata maukah kita berdua pindah di posisi kursi paling depan dekat dengan pintu darurat, tanpa ba bi bu saya mengiyakan. Namun orang sebelah saya tetap pada tempatnya dan tidak mau pindah. Tak lama setelah pintu ditutup pramugari memberikan arahan dan petunjuk keselamatan selama penerbangan. Kemudian dia menarik tempat duduknya yang ternyata berada di tengah lorong pesawat dimana terlebih dahulu dia harus menarik kursinya. Lumayan lah selama beberapa menit bisa melihat wajah manis pramugari tersebut hahaha.
Ternyata suara baling baling pesawat dan getaran pesawat tidak terlalu terdengar dan terasa dibanding pesawat besar dengan mesin turbo jet seperti yang biasa saya naiki. TAKE OFF pun mulus tanpa hambatan, berhubung bangun terlalu pagi sepanjang perjalanan yang tidak lebih dari 40 menit, saya tertidur dan terbangun saat pesawat akan mendarat di Solo. Setelah proses approach landing kurang lebih 5 menit pesawat mendarat dengan mulus di bandara Adisumarmo.
Dengan harga tiket penerbangan kurang lebih 350 ribu dan waktu tempuh sekitar satu jam naik dan turun pesawat, saya kira WORTHED lha, sebagai perbandingan tiket bus PATAS Surabaya Solo sekitar 85 ribu dengan waktu tempuh 6 jam, sedangkan kereta bisnis dari Surabaya ke Solo di kisaran 150- 200 ribu rupiah dan kelas eksekutif di kisaran 250 ribu rupiah dengan waktu tempuh 4.5 jam.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih