Fly Over Slipi Kemanggisan saat malam hari |
Dari sumber yang saya dapat musholla Koljem atau Kolong Jembatan ini dibangun oleh tokoh yang terkenal di kawasan tersebut. Diapit oleh dua bagian sentra pedagang makanan yang terletak di area yang sama, musholla ini kelihatan tambah besar dan bagus, sehingga sekarang bisa digunakan sebagai tempat sholat Jumat untuk karyawan kantoran dan masyarakat di sekitarnya.
Saya sendiri mengetahui bahkan mungkin sering bertemu dengan sang penggagas musholla tersebut. Abang tersebut berwajah tegas dan sedikit senyum, namun wibawa nya disegani oleh banyak orang di sekitarnya. Setahu saya daerah sekitar Koljem Slipi Kemanggisan aman bagi pengguna jalan, saya sering pulang larut malam dan jarang mendapat gangguan dari preman preman.
Saya sendiri mengetahui bahkan mungkin sering bertemu dengan sang penggagas musholla tersebut. Abang tersebut berwajah tegas dan sedikit senyum, namun wibawa nya disegani oleh banyak orang di sekitarnya. Setahu saya daerah sekitar Koljem Slipi Kemanggisan aman bagi pengguna jalan, saya sering pulang larut malam dan jarang mendapat gangguan dari preman preman.
Suasana musholla Koljem "Kolong Jembatan Slipi Kemanggisan" |
Letak musholla ini sangat strategis yakni di antara wisma BCA SLIPI, hotel Menara Peninsula dan juga Wisma 77 tower 1 dan 2. Setiap saat waktu sholat musholla ini selalu ramai dengan jamaah, saat selesai makan siang banyak karyawan yang tidur di bagian luar musholla yang telah di ubin untuk sekedar melepas penat bekerja. Di bagian depan musholla ada sekat untuk jamaah wanita dan juga tempat wudhu yang terpisah. Bagian depan musholla dilengkapi dengan karpet yang nyaman, sedangkan di luar dilengkapi dengan rak rak sepatu dan sandal, tidak lupa pula dipajang peringatan berhati hati terhadap sepatu yang kita taruh karena banyak maling sandal sepatu.
Kesejukan dapat kita rasakan karena di bagian kanan dan kiri musholla di hiasi tanaman tanaman yang membatasi dengan bahu jalan yang ramai, ada juga air mancur kecil dan kolam ikan serta toilet khusus laki laki yang terakhir dibangun bagi pengguna jalan. Saya sendiri merasa terharu di tengah hiruk pikuk ibukota masih ada orang yang berpikir untuk kemashalatan umat, ini menjadi semacam oase di kehidupan keras gurun Jakarta. Melihat saudara seiman dan sholat berjamaah bersama sama menandakan masih banyak orang yang ingat kehidupan spiritual nya di tengah kehidupan Jakarta yang hedonis.
Comments
Post a Comment
Tolong biasakan komentar yang baik setelah membaca, saya akan balas jika pertanyaan sesuai topik. Dan tolong jangan meninggalkan link aktif atau spam. Terima kasih