Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Buah Jambu Air Lokal



Banyak sekali hal hal yang sekarang susah kita jumpai di sekitar kita. Satu contoh kecil adalah buah buahan lokal. Entah karena jumlah petani yang menanam buah buahan tersebut berkurang, atau karena buah lokal kalah bersaing dengan buah import. Satu hal pasti mungkin karena kita tidak seperti kakek buyut kita yang memiliki pekarangan dan kebun yang luas untuk bisa menanam tanaman tersebut tentunya.




Kehadiran buah impor dengan tampilan yang menarik tentunya membuat kita lebih mudah berpaling, padahal sebenarnya rasa buah buahan lokal tidak kalah enak bahkan lebih eksotis saya pikir. Sekedar mengingatkan akan memori dulu buah buah seperti keres atau kersen, juwet atau anggur jowo, kecapi, rukem, sukun, markisa dan varian jambu air dll mungkin sudah jarang kita jumpai di pasar pasar tradisional kalah bersaing dengan jeruk jeruk import, pir, melon dll.

Kebetulan sekali saat saya mampir ke toko kakak ipar, dia membawakan satu plastik kecil berisi jambu air, dari tampilan awalnya sangat tidak menarik, warna kulit luar jambu hijau tua, kecil dan buntet, serta rambut rambut kecil di bagian atas ciri khas jambu air. Namun setelah saya gigit HMMM maknyus rasanya apalagi dingin karena dimasukkan dalam lemari es sebelumnya. Kebetulan mas ipar saya memiliki pekarangan yang agak luas di belakang rumah, jadi ditanamilah dengan pohon mangga dan jambu air.


Masalah pokok jika kita menanam jambu air adalah di saat musim hujan, rata rata atau mayoritas akan terserang hama ulat, buah jambu yang kelihatan segar namun didalamnya busuk dan terdapat ulat buah. Hal inilah yang mungkin menjadi kendala para petani buah lokal, kegagalan panel akibat serangan hama dan kurang lakunya buah lokal di pasaran menjadikan buah buah asli Indonesia hilang dan langka di pasaran.

Mari kita sempatkan untuk bercocok tanam dan meninggalkan sedikit warisan untuk anak cucu kita di masa yang akan datang, tanami halaman atau pekarangan rumah anda dengan tanaman buah lokal atau tradisional untuk mencegah kepunahan dan tentu saja untuk menjaga kelestarian alam lingkungan.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more