Skip to main content

Artikel Unggulan

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

GORENGAN



Siapa yang tidak kenal makanan/kuliner ringan ini, seperti halnya namanya Gorengan, jadi apapun bahan yang digoreng baik itu tahu, tempe, ubi, singkong, sukun, dll dinamakan gorengan. Harga makanan ini bervariasi, di Jakarta untuk gorengan pinggir jalan yang dijajakan dengan gerobak misalnya harga satu potongnya berkisar 3 biji 2 ribu rupiah, ada pula yang seribu rupiah 1 bijinya. Sedangkan di daerah lain harganya berkisar sama yakni  500 rupiah dan seribu rupiah per bijinya.


Khusus untuk gorengan yang dijual di pinggir jalan memang agak resiko dalam segi higienis dan kesehatan karena minyak yang digunakan adalah minyak jenuh karena digunakan berkali kali dalam menggoreng, yang kedua seperti halnya kita ketahui banyak kontroversi terjadi bahwa minyak yang digunakan adalah minyak sisa restoran atau dari dapur hotel, bahkan ada yang lebih mengerikan yakni minyak goreng hasil dari daur ulang.

Satu hal lagi, mungkin yang membuat konsumen tertarik adalah renyahnya gorengan yang kita makan, sampai sekarang saya sendiri jika membuat gorengan sendiri di rumah tidak bisa mendapatkan rasa renyahnya walaupun sudah berbagai resep saya coba. Kebanyakan gorengan rumahan tidak bisa bertahan lama renyahnya. Hal ini menimbulkan isu miring, bahwa gorengan pinggir jalan ditambahkan bahan yang semestinya tidak layak untuk dikonsumsi manusia, yakni lilin dan plastik ke dalam minyak gorengnya. Hal tersebut diyakini oleh oknum penjual yang nakal akan membuat warna gorengannya menarik dan garingnya bertahan lama.



Ya, itu hanya opini saya saja berdasar apa yang terjadi di lapangan. Namun sejatinya, makanan yang sehat adalah makanan yang kita masak sendiri di rumah karena kita tahu benar proses pembuatannya. Sekali kali jajan di luar tidak mengapalah untuk mencoba sensasi kuliner yang lain jika bosan makanan di rumah.

Comments

Popular posts from this blog

Penumpang Julit...... Bawa Kabur Selimut Bus EKA

Selimut fasilitas bus EKA Menyambung artikel sebelumnya yakni trip report naik bus EKA dari Solo ke Purbalingga di akhir perjalanan ketika bus sudah memasuki wilayah kabupaten Purbalingga kondektur mulai membersihkan kursi dan merapikan kembali selimut selimut yang disediakan khusus bagi penumpang.  Setahu saya hanya armada bus EKA tertentu saja yang dilengkapi dengan fasilitas tambahan selimut. Selimut yang disediakan menurut saya cukup bagus dan menarik. Dengan warna menarik dan bahan lembut dan hangat tentu memancing "gairah nakal" tersendiri bagi oknum penumpang.  Ketika kondektur telah sampai di kursi bagian depan dia pun berkata kepada sang sopir. Pak selimute ilang siji maneh! Pak selimutnya hilang lagi satu. Kemudian saat kondektur kembali ke kursinya mulai terdengar percakapan mereka berdua mengenai hilangnya selimut tersebut. Sang kondektur sambar atau mengeluh ini adalah selimut kedua yang hilang dalam kurun satu bulan terakhir. Harga satu selimut itu lu

NAIK ANGKOT APA YA??? DARI STASIUN GUBENG KE TERMINAL BUNGURASIH

Stasiun Surabaya Gubeng Baru Bagi anda yang pertama kali datang ke kota Surabaya dengan menggunakan kereta api, anda harap perhatikan hal ini. Ada dua stasiun besar di Surabaya yakni, Stasiun Gubeng melayani jalur lintas Selatan dan Stasiun Pasar Turi yang melayani jalur lintas Utara.  JALUR LINTAS SELATAN kereta yang mengarah ke Banyuwangi, Malang, Kediri, dan Jakarta (lewat Madiun, Solo dan Jogjakarta), sedangkan  JALUR LINTAS UTARA  (kereta yang mengarah ke Lamongan, Babat, Bojonegoro, dan Jakarta (lewat Semarang).  Sejak tahun 2013 semua kereta api Ekonomi, Bisnis dan Ekskutif berjalan langsung di Stasiun Wonokromo alias tidak berhenti di Wonokromo lagi, jadi sekarang semua kereta api terakhir berhenti di Surabaya Gubeng. Ini jelas agak merepotkan apalagi bagi anda yang ingin melanjutkan perjalanan ke arah Sidoarjo atau ke terminal Bungurasih . Stasiun Surabaya Gubeng Lama Namun perlu anda tahu sebelumnya kenapa ada Stasiun Gubeng Baru dan Stasiun Guben

SMOKING ROOM di bandara Juanda

Smooking room di terminal 1 bandara Juanda  Area merokok di bandara Juanda Surabaya -  Tak mudah sekarang bagi para perokok mencari tempat yang nyaman untuk merokok, apalagi di bandara udara. Kenyataannya memang demikian, sebagai seorang perokok saya juga “Tahu Diri” untuk merokok di tempat yang telah disediakan. Nasib perokok, tambah terjepit karena ruang bebas merokok yang disediakan sangat sempit dan terbatas, padahal jumlah perokok yang berada di ruangan tersebut melebihi kapasitasnya. Kalo sudah demikian saya mesti mengalah daripada bisa “mati berdiri” terpanggang asap rokok hehehehe. Di postingan saya sebelumnya SMOKING ROOM di bandara Soekarno Hatta terminal 1 A, ternyata pihak bandara lebih bijak dengan menyediakan taman di tengah tengah gate sebagai area merokok. Ini tentunya lebih “manusiawi” karena para perokok termasuk saya bisa menikmati “hobby” tersebut dengan nyaman dan tidak tersiksa. Smoking pot di bandara Juanda Lain halnya dengan di bandara Juanda

Archive

Show more